Bagaimana Memperlakukan Seorang Ibu dalam Islam?
Nurjannah Usman
Gema Jum’at, 29 April 2016
Pelankan suara saat berbicara dengan ibunda, walaupun hati kita panas karena sikapnya.
RUHUL. Swasta – Aron Aceh Besar.
Islam telah mengatur bagaimana kita harus berbakti kepada ibu, Nabi Muhammad sampai agama tiga kali menyeru umatnya agar berbakti kepada ibunya, baru ayahnya. Betapa Islam sangat memuliakan kaum ibu, karena ibu begitu besar perjuangannya kepada keturunannya.
UMAR. Santri – Sibreh Aceh Besar.
Selayaknya seorang ibu memperlakukan kita sewaktu kecil, tentunya jauh sangat berbeda ketika ibu menghadapi kita yang notabene adalah anak-anak, ketika kita menghadapi seorang ibu yang berumur dewasa, dan meranjak kembali menjadi anak-anak karena faktor umur. Ibu mungkin lebih sabar merawat kita dahulu. Karena anak-anak belum bergelut dengan gejolak emosi, ibu justru lebih sabar. Sedangkan kita menghadapi ibu yang secara kasat mata sama-sama sudah dewasa, tapi pada hakikatnya ibu kita sudah memasuki fase kembali bersikap seperti kanak-kanak.
Seorang ibu akan bersikap sangat cemburu ketika waktu kita lebih banyak tersita untuk anak, suami atau pekerjaan kita. Beliau akan menuntut perhatian dari kita, meminta untuk diperhatikan lebih, mengharap kita bisa meluangkan lebih banyak waktu dengan beliau, tidak jarang kita merasa ibu kita tidak pengertian, kita kecewa sama ibu, bisa jadi cara mengungkapan dari ibu yang salah, kita juga salah menafsirkan, tidak jarang berujung adu mulut dengan beliau sedangakan permintaan beliau sangat simpel hanya diperhatikan dihari tuanya.
ZAHRIATUL JANNAH. Karyawan Swasta-Kaju Aceh Besar.
Ibu adalah seorang wanita yang sungguh luar biasa, seorang wanita yang pantang menyerah. Maka dari itu, kita selaku seorang anak, islam mengajarkan kita agar membaguskan pergaulannya bersama ibu dan menghormatinya.
KHAMISNA. Pegawai Kontrak Swasta – Lueng Bata Banda Aceh.