Kepedulian kepada Sesama
H. Basri A. Bakar
Gema JUMAT, 28 Agustus 2015
Oleh : H. Basri A. Bakar
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga mencintai saudaranya sebagaimana mencin- tai dirinya sendiri.” (HR Bukhari – Muslim).
Hadits tersebut mungkin mudah untuk diucapkan, namun tidak gampang mengaplikasikannya. Apalagi keimanan seseorang diukur sejauh mana perhatian dan kepedualiannya kepada orang lain Belum lagi kita perhatikan bahwa kepedulian (Ihtimam), per- hatian dan keprihatinan kepada nasib umat Islam adalah kata kunci dari ukhuwah Islam sebagaimana firman Allah yang artinya. “Orang- orang beriman itu, sesungguhnya bersaudara….” (QS. Al-Hujuraat 10).
Kepedulian menunjukkan kepekaan hati dan jiwa yang hidup sehingga ketika melihat saudaranya menderita, terzhalimi dan sakit, maka ia akan merasakan apa yang dialami sau- daranya. Kemudian berupaya sekuat tenaga memberikan bantuan yang bisa dilakukan. Ting- katan ukhuwah pertengahan adalah merasakan apa yang dirasakan saudaranya, mencintai kebaikan untuk saudaranya sebagaimana mencintai kebaikan untuk dirinya sendiri. Tingka- tan ukhuwah tertinggi adalah itsaar, atau mengutamakan saudaranya atas diri sendiri dalam masalah keduniaan.
Rasulullah bersabda : “Orang-orang beriman dalam kecintaan, kasih-sayang dan ikatan emosional ibarat satu tubuh. Jika salah satu anggotanya sakit, mengakibatkan seluruh ang- gota tidak dapat istirahat dan sakit panas.” (Muttafaqun ‘alaihi).
Kaum Anshar adalah kelompok sahabat yang diabadikan Al-Qur’an karena sifat keped- ualiannya yang sangat dominan. Mereka di antaranya Sa’ad bin Raby, Abu Thalhah dan istrinya. Disebutkan ada orang Anshar yang tulus mencintai, tanpa pamrih, dan mengutama- kan kawan lebih dari diri sendiri, meskipun mereka merasa lapar.
Oleh karena itu mari kita menaruh kepedulian kepada sesama sesuai kemampuan kita masing-masing terutama dengan harta, waktu dan ilmu. Sebab dengan jalan itulah kita ter- golong bagian orang-orang yang beriman.