Taubat Nasuha
H. Basri A. Bakar
Oleh: H.Basri A. Bakar
Gema JUMAT, 14 Oktober 2016
Maka jika mereka bertaubat, itu adalah lebihbaik bagi mereka, danjika mereka
berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat. Dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di muka bumi. (QS. At Taubah : 74)
MANUSIA tidak pernah luput dari kesalahan dan dosa baik disengaja maupun tidak. Dosa tersebut terbagi dua yaitu dosa dengan Allah dan dosa dengan sesama manusia. Namun harus disadari bahwa dosa-dosa itulah yang menjadi hijab atau pembatas antara hamba dengan Allah SWT, sehingga membuat doa tertolak. Bahkan Allah memandang hamba-Nya itu dengan murka sehingga terhijab seluruh rahmat dan kasih sayang-Nya. Bukan itu saja, di akhirat kelak, Allah akan mengancam dengan azab neraka. Oleh karena itu manusia perlu segera melakukan taubat nasuha jika sudah terlajur melakukan dosa dan kesalahan.
Taubat nasuha adalah seseorang meyesali dosa-dosanya dengan memohon ampunan Allah SWT dari perbuatan dosa yang sudah dilakukan. Syarat taubat antara lain benar – benar berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan dosa mereka lagi dan menyesal telah melakukan perbuatan dosa tersebut. Beberapa perbuatan dosa besar antara lain meninggalkan shalat, durhaka kepada orang tua, syirik, berzina, membunuh, memakan harga anak yatim, korupsi, ghibah dan lain-lain.
Kesadaran jiwa adalah pangkal pertama bagi bangunan taubat. Dialah yang akan mendorong hati untuk menyesal, kemudian bertekad untuk meninggalkan dosa itu, lidahnya beristihgfar, kemudian tubuhnya mencegah dari melakukan dosa itu. Allah terus memanggil mereka: “Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya”. (QS. az-Zumar : 53)