Ayo Membaca dan Mempelajari Alquran
GEMA JUMAT, 16 JUNI 2017
Nabi Muhammad SAW mewariskan dua hal yang sangat penting bagi umatnya, yaitu Alquran dan sunnah. Alquran merupakan pedoman bagi penganut agama Islam. Kitab suci ini juga sebagai wujud betapa sayangnya Allah kepada hamba-Nya.
Hal tersebut disampaikan oleh Fahmi Sofyan Lc MA dalam ceramahnya di Masjid Raya Baiturrahman, Minggu (11/6) memperingati malam diturunk- annya Alquran. “(Sayangnya) Alquran menjadi aneh. Membaca Alquran di warung kopi akan menarik perhatian. Sedangkan bermain gadget sudah menjadi hal biasa,” pungkasnya.
Ia menyedihkan sedikitnya waktu yang dialokasikan oleh kebanyakan orang untuk mem- baca dan mentadabbur Alquran. Membaca dan mentadabbur Alquran termasuk amalan iba- dah. Amal ibadah yang dikerja- kan oleh hamba sebenarnya bukan untuk Allah, tapi untuk diri mereka sendiri.
Katanya, Alquran adalah mukjizat yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Mu- hammad. Gaya bahasa Alquran sangat indah sehingga mampu mengalahkan sajak-sajak pen- yair yang berkembang kala itu di Mekkah. Hati Umar bin Khatab yang berwatak keras bisa luluh mendengarkan ayat Alquran yang dibacakan oleh adiknya.
Fahmi menjelaskan, kata mukjizat sendiri memiliki arti tidak dapat ditandingi. Bila nabi lain memperoleh mukjizat dalam bentuk material, sedangkan Alquran mukjizat immate- rial yang logis. Contoh mukjizat material seperti menghidupkan orang mati, membelah laut. Kedua mukjizat tersebut bisa langsung dilihat dengan mata. Kemudian, lafal yang terdapat dalam Alquran tidak pernah tertukar serta mengandung banyak majas. “Alquran mampu menceritakan kejadian masa lalu yang tidak bisa dideteksi oleh ahli sejarah,” tambahnya.
Menurut Fahmi, mendekatkan diri dengan Alquran bisa dilakukan dengan membaca satu ayat setiap hari selama 40 hari.
Bila sudah terbiasa membaca Alquran, orang tersebut akan merasa rishi sendiri jika belum membaca Alquran dalam satu hari. Hal senada disampaikan oleh Gubernur Aceh Zaini Abdullah yang turut hadir pada peringatan nuzulul quran ini. Ia mengatakan bahwa Alquran merupakan sumber segala ilmu pengetahuan. Pada abad pertengahan peradaban manusia, tokoh-tokoh ilmuwan Islam sangat masyhur karena mereka menjadikan Alquran sebagai sum- ber ilmu pengetahuan. Beberapa ilmuwan Islam yang terkenal seperti Al-Faraby, Al-Khawarizmi, dan Ibnu Sina. “Sudah sepantasn- ya kita yang hidup di dunia mod- ern untuk membaca dan mengkaji Alquran,” imbuhnya.
Tambah Zaini, masyarakat mengalami krisis moral, lingkungan, dan identitas. Semua permasalahan tersebut dapat diselesaikan bila semua pihak mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran. Ia turut mengajak masyarakat un- tuk bermuhasabah sejauh mana sudah mengamalkan Alquran. Dengan mengamalkan kandun- gan Alquran akan menciptakan rasa saling menghormati. Setiap perbedaan pendapat dalam masyarakat bisa diselesaikan melalui musyawarah.
“Perbedaan pendapat di antara umat Islam, tapi tujuan- nya sama, yaitu menempuh jalan takwa kepada Alla,” tuturnya. Zulfurqan