Bahaya Bersikap Sombong
GEMA JUMAT, 18 AGUSTUS 2017
Oleh: Dr. Murni, S.Pd,I., M.Pd (Dosen Prodi MPI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar Raniry
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia sombong adalah sikap menghargai diri secara berlebihan; congkak. Sikap sombong yaitu suatu sikap membanggakan diri sendiri secara berlebih-lebihan, sehingga menganggap dirinya lebih tinggi, lebih unggul, lebih hebat dalam segala hal. Tidak ada selain yang melebihi dirinya, itu merupakan sifat orang sombong. Sombong merupakan tabi’at Iblis dan dengan kesombongannya. Iblis telah diusir dari surga dan terhina di dalam neraka. Allah Swt berfirman: “Dan (Ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam” Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (QS Al-Baqarah: 34)
Berdasarkan penjelasan ayat di atas, sujud berarti menghormati dan memuliakan Adam. Maksud sujud para malaikat, bukan berarti memperhambakan diri kepada Adam, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah Swt.
Sikap sombong akan menutup hati seseorang untuk menerima kebenaran Islam. Sesungguhnya yang berhak menyandang kesombongan hanya Allah Swt. Dalam hadits dikatakan, bahwa orang-orang sombong, berhati batu dan tanpa mengenal belas kasihan adalah ahli neraka. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Haritsah bin Wahab ra. Ia berkata, aku mendengar Rasulullah Saw bersabda: “Perhatikanlah, aku beritahukan kepadamu tentang ahli neraka, yaitu setiap orang yang berhati kasar, bertabiat keras lagi sombong.” (Muttafaqun ‘alaih).
Berdasarkan hadits di atas, jelas bahwa sombong/takkabbur merupakan salah satu penyakit yang sangat membahayakan diri kita. Oleh karenanya, kita wajib berusaha menghilangkan sikap yang membahayakan tersebut. Cara menghilangkan sikap sombong tidak dengan cara berkhayal atau berangan-angan belaka, tetapi harus dengan usaha sungguh-sungguh, sebab usaha menghilangkan sifat sombong sebetulnya terletak pada diri sendiri.
Ada tiga cara mengobati sifat sombong: Pertama, menghilangkan penyakit sombong dari dalam hati, seperti terlalu bangga pada kelebihan yang dimiliki. Kedua, menolak segala godaan yang baru datang, yaitu menghilangkan hal-hal yang menjadi sebab atau pemicu terjadinya kesombongan. Ketiga, menumbuhkan kesadaran akan kedudukan dan posisinya sebagai makhluk ciptaan Allah yang memiliki banyak kelemahan dan kekurangan.
Menurut Imam Al-Ghazali, ada tujuh kenikmatan yang menyebabkan seseorang memiliki sifat sombong yaitu: Pertama, ilmu pengetahuan, orang yang berilmu tinggi atau berpendidikan tinggi merasa dirinya orang yang paling pandai apabila dibandingkan dengan orang yang tidak berilmu atau berpendidikan tinggi.
Kedua, amal ibadah yang tidak jelas dapat menyebabkan sifat sombong, apabila mendapat perhatian dari orang lain. Ketiga, kebangsawanan dapat menyebabkan sombong karena menganggap dirinya lebih tinggi derajatnya daripada kelompok atau kasta lain. Keempat, kecantikan dan ketampanan wajah, menjadikan orang tersebut merendahkan orang lain dan berperilaku sombong.
Kelima, harta dan kekayaan, dapat menjadikan orang meremehkan orang miskin. Keenam, kekuatan dan kekuasaan, dengan kekuatan dan kekuasaan yang dimilikinya ia dapat berbuat sewenang-wenang terhadap orang lain tanpa melihat statusnya. Ketujuh, banyak pengikut, teman sejati, karib kerabat yang mempunyai kedudukan dan pejabat-pejabat tinggi. Inilah beberapa sifat sombong yang harus dijauhi.
Kisah kesombongan Qarun bisa menjadi ibrah bagi kita semua. Pada zaman Nabi Musa As hiduplah seorang yang bernama Qarun. Kepadanya, Allah anugerahkan harta kekayaan yang berlimpah-limpah.
Setelah Qarun dianugerahi harta yang berlimpah dia tidak bersyukur kepada Allah Swt. Ia justru menjadi sombong dan berbuat aniaya dan tidak mendermakan hartanya kepada orang yang membutuhkannya. Maka orang-orang shalih dari kaumnya memberikakan nasihat kepada Qarun. Mereka mengingatkan Qarun agar tidak sombong terhadap harta yang dimilikinya, karena Allah Swt membenci orang-orang yang sombong dan tidak bersyukur atas nikmat yang Allah anugerahkan kepada mereka.
Qarun tidak memperdulikan nasihat kaumnya. Karena kesombongannya, Allah Swt menjadi murka dan menimpakan bencana dengan membenamkan Qarun beserta harta dan rumahnya ke dalam bumi.
Dari ibrah sifat Qarun di atas, maka untuk menghilangkan sifat sombong, kita harus berlaku lemah lembut dan sopan santun dalam pergaulan sehari-hari. Sering-seringlah melihat para tetangga, terutama yang sedang tertimpa kesusahan, ikut mengantar jenazah ke kuburan, suka berkumpul dengan orang miskin, suka bertegur sapa dengan mengucapkan salam terhadap sesama muslim, dan bersikap tawadhu’. Sebab dengan ketawadhu’an seseorang akan mencapai derajat ketinggian dan kemuliaan. Sebaliknya, dengan kesombongan dan ketakabburan seseorang akan menjadi hancur dan binasa.