Mensyukuri Silaturahim
Dr. Sri Suyanta
Gema, 30 Maret 2018
Oleh Dr. Sri Suyanta (Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry)
Saudaraku, dalam Islam relasi intra anggota keluarga mewujud dalam hubungan sedarah sedaging seketurunan, sehingga kita mengenal istilah silaturahim, hubungan rahim. Dan relasi antarsesama manusia mewujud dalam hubungan persaudaraan seiman dan sebangsa setanah air, sehingga kita mengenal silaturahmi, hubungan kasih sayang
Dalam praktiknya terutama pada ranah sosiokultural, seringkali memelihara kelestarian jalinan silaturahim dan juga silaturahmi lebih sulit ketimbang merajutnya. Ternyata merawat lebih sulit daripada mengusahakannya.
Bila silaturahim, jalinan kekerabatan dan persaudaraan tercipta secara otomatis karena sedarah sedaging seketurunan, maka silaturahmi antarsesama muslim seaqidah, setanah air, sebangsa, sekantor, segampong dapat tercipta dengan ragam relasi yang dibangun dan interaksi yang dilakukan oleh segenap para pihak.
Oleh karenanya, ada baiknya kita mengingat kembali tentang akhlak mensyukuri silaturahim dan silaturahmi.
Pertama, meyakini sepenuh hati bahwa silaturahim maupun silaturahmi merupakan anugrah Allah atas setiap hamba-hambaNya. Hubungan darah dan hubungan sebangsa seaqidah merupakan takdir yang telah ditetapkan oleh Allah atas semua makhluk dan hambaNya yang mesti diimani dan diusahakan kelestariannya. Manusia adalah makhluk yang hanya bisa hidup dengan bersama lainnya, tetapi untuk mati bisa sendiri-sendiri.
Kedua, mengucapkan alhamdulillah atas jalinan sedarah yang telah digariskan oleh Allah, dan jalinan persaudaraan antar sesama manusia yang telah terajut dengan baik. Rasa syukur akan bertambah-tambah kenikmatannya di saat jalinan sikaturahim dan silaturahmi dapat terawat dan diperluas.
Ketiga, jalinan silaturahim karena memang sudah erat dan dekat dan tentu masing-masing anggota keluarga sudah saling mengenal, maka upaya saling memahami, saling membantu dan saling memberi saling menerima antaranggota keluarga menjadi sangat penting. Di sinilah pentingnya anggota keluarga yang memiliki kelebihan dapat berbagi kepada saudara lainnya. Dan anggota keluarga yang memiliki kekurangan mestinya tahu diri dengan terus berusaha dan berdoa agar tidak menjadi beban keluarga.
Adapun jalinan silaturahmi dengan sesama saudara seiman setanah air dan seterusnya tentu dimulai dari upaya saling mengenali, kemudian baru saling memahami. Di sinilah pentingnya membangun ukhuwah antarsesama, baik ukhuwah wathaniyah, ukhuwah islamiyah maupun ukhuwah insaniyah. Dari kebersatuan inilah mestinya terbangun empati, simpati dan solidaritas antarsesama.
Keempat, memelihara jalinan silaturahim dan silaturahmi dengan saling mengunjungi, syukur-syukur dengan saling berbagi hadiah, atau membawakan oleh-oleh ala kadar untuk tuan rumah. Nasib yang berbeda-beda, tempat tinggal yang berjauhan, kesibukan yang tidak terelakkan dan faktor lainnya menyebabkan intensitas pertemuan pun berkurang atau bahkan sudah sangat jarang, meski saudara sedarah, maka dengan sesekali berkunjung atau dikunjungi menjadi momen yang membahagiakan. Untuk masa kini, meskipun tidak terwakili sepenuhnya, silaturahim dapat terjalin via telepon, sms, facebook, twiter, hp dan sebangainya.