Zikir Internasional Pengingat Persatuan
GEMA JUMAT, 29 DESEMBER 2017
Diperkirakan jumlah jamaah yangmenghadiri zikir internasional di Taman Ratu Safi atuddin, Selasa malam (26/12) mencapai sekitar 10 ribu orang. Zikir ini diselenggarakan dalam rangka memperingati 13 tahun gempa
dan tsunami Aceh. Hadir dalam kegiatan tersebut Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Tgk Muharuddin, Kadis Syariat Islam Aceh Munawar A Djalil, Ustaz Abdul Somad (UAS), dan Habib Novel Alaydrus.
Kehadiran UAS ke Aceh terbilang dramatis. Pasalnya, jika dirinya tidak ditolak di Hongkong, ia tidak akan bisa mengisi ceramah di zikir internasional yang dihadiri ulama dari Malaysia, Yaman, Brunei Darussalam, dan Singapura. UAS sendiri memiliki jadwal ceramah yang pada pada 2018. “Kita harus berterimakasih kepada Pemerintah Hongkong yang mengirim UAS ke Aceh,” ujar Irwandi Yusuf yang terkenal sifat humornya ini.
Dalam kesempatan itu, Irwandi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada dunia internasional yang telah membantu pemulihan Aceh pascatsunami. Meskipun terdapat bantuan yang mengalir dari non-muslim, tapi mereka adalah saudara dalam kemanusiaan. “Sesungguhnya pahala besar karena cobaan yang besar pula,” sebutnya mengutip hadis nabi.
Sementara itu, Munawar menyampaikan, peringatan 13 tahun tsunami bukan untuk membangkitkan luka lama. Ia mengajak masyarakat Aceh mendoakan korban meninggal tsunami agar memperoleh
pahala syahid dan mendapatkan tempat mulia di sisi Allah. Bagi yang masih hidup, ia menyerukan agar senantiasa
terus memperbaiki dan mendekatkan diri kepada Allah. Penyelenggaraan zikir bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah.
Zikir sendiri bermakna mengingat Allah. Di samping itu, zikir ini merupakan bentuk pesan kepada dunia bahwa Aceh sudah aman, kondusif, dan nyaman. “Syariat Islam di Aceh harmonis, toleran,
dan tidak menghambat investasi. Siapa yang bingin menanam investasi silahkan saja,” sambungnya
Ia menuturkan, zikir internasional merupakan bentuk persatuan antara ulama, umara dan masyarakat. Ketiga elemen ini duduk bersatu padu melantunkan nama Allah.
Muharuddin, Ketua DPRA, menjelaskan, hikmah tsunami adalah perdamaian di Aceh setelah konfl ik berkepanjangan. Sedangkan zikir yang diselenggarakan diharapkan mampu menjadi penentram sekaligus penyejuk jiwa. “Berzikir berjamaah bukan hal baru ,melainkan sudah dilkukan oleh pendahulu,” tandasnya.
Ia turut mengucapkan terima kasih kepada dunia internasional yang telah membantu meringankan derita Aceh pascatsunami. “Mudah-mudahan zikir internaional menjadi agenda khusus Pemerintah Aceh,” lanjutnya.
Pidato UAS
UAS berpidato berapi- api diselingi humor sekitar 40 menit. Dirinya merasa takjub melihat ribuan jamaah yang hadir begitu antusias mendengarkannya. Para jamaah memadatai area penyelenggaraan zikir internasional.
UAS dalam pidatonya mengangkat beberapa topik, di antaranya Lebian, Biseksual, Gay, dan Transgender (LGBT),
ukhwah islamiah, cinta negara, membantu Palestina, pendidikan Islam, serta bersedekah dan wakaf.
Ia menjelaskan, umat Islam harus kuat. Persoalan maupun perbedaan di antara umat tidak perlu diperdebatkan lagi, seperti hukum di bidang fikih. Ukhwah islamiah antara umara dan ulama harus terjalin. Yang tidak kalah pentingnya adalah mendirikan lembaga pendidikan Islam. Orang tua jangan malu memasukkan anaknya ke lembaga pendidikan Islam.
“Jangan pernah berpikir kalau sekolah agama akan suram masa depannya,” ujarnya. UAS merupakan salah satu ustaz kondang asal Riau. Sampai sekarang namanya terus melejit karena gaya ceramahnya yang khas. Zulfurqan