Persaudaraan Adalah Kekuatan
Gema JUMAT, 17 Juli 2015
Allah dengan tegas sekali melarang kepada kita semua agar tidak saling menjelekkan dan meremehkan sesama orang-orang yang beriman.
Sejenak kita kembali kepada sejarah masa lalu sebagaimana yang dikisahkan Allah dalam firman-Nya yang khatib bacakan tadi. Dahulunya ada dua kabilah yang hidup di kota Yastrib di Madinah Munawwarah, antara kabilah Aus dan Khazraj, mereka saling bermusuh-musuhan hanya dikarenakan masalah sepele saja, sehingga terjadi peperangan antara mereka yang merugikan masyarakat secara keseluruhan. Namun ketika Allah mengutus nabi-Nya Muhammad SAW kepada kedua kabilah ini, Rasulullah mempersatukan mereka dengan kekuatan iman kepada Allah SWT sehingga mereka merasakan betapa indahnya makna bersaudara. Dipersaudarakan kedua kabilah ini oleh Baginda kita yang mulia atas dasar iman, sehingga hidup nyaman, damai dan tentram dikarenakan sudah terbina anatara mereka saling bahu-membahu dan bantu-membantu antara sesama.
Sungguh amat jelas Allah SWT mensinyalirkan ayatayatnya, dimana dahulu kaum Aus dan Khazraj hampir-hampir saja mereka terjatuh ke dalam jurang neraka ( kehancuran ), kemudian Allah selamatkan mereka dengan diutusnya seorang Nabi mulia yang ditugaskan Allah untuk menyatukan hati mereka. Sehingga mereka mendapatkan rahmat dan karunia Allah yaitu nikmatnya bersaudara.
Menjadi sebuah tolak ukur bagi kita semua yang hidup dimasa sekarang ini bahwa peristiwa yang Allah sebutkan dalam al-Qur’an adalah pelajaran bagi kita, agar tidak meruntuhkan dan merusak apa yang telah dikokohkan dan diajarkan oleh Nabi yang kita cintai. Apa artinya mengadakan acara seremonial seperti maulid Nabi setiap tahun, namun ternyata kita mengesampingkan bahkan meruntuhkan apa yang telah dikokohkan Nabi SAW. Marilah kita semua masyarakat Aceh, siapapun kita, apapun jabatan dan profesi kita, buanglah jauh-jauh rasa egois dan mementingkan diri sendiri atau kelompok, karena hal demikian akan memunculkan permusuhan dan perpecahan umat dan masyarakat Aceh, yang ujungujungnya adalah kebinasaan dan kehancuran.
Dari dahulu Nabi kita ketika mula-mula mendakwahkan agama yang mulia ini, salah satu tujuannya yang paling mulia adalah mempersatukan hati sahabat-sahabatnya agar mereka saling bersaudara karena Allah. Dan pahamilah wahai masyarakat Aceh yang saya banggakan, sesungguhnya bersaudara adalah kekuatan, bersaudara adalah keagungan dan bersaudara adalah kedamaian. Tidak akan mungkin diantara kita rakyat Aceh ini,menginginkan kehinaan dan kehancuran buat Aceh kecuali mereka yang jauh dari rahmat Allah dan mencela ajaran Nabi kita Muhammad SAW. Kalaulah ada dalam masyarakat kita yang berbuat demikian, tunggulah Azab Allah akan datang pada orang orang yang berbuat zalim.
Allah dengan tegas sekali melarang kepada kita semua agar tidak saling menjelekkan dan meremehkan sesama orangorang yang beriman, surah al-Hujarat ayat 11:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.
Marilah kita pahami anjuran dan tuntunan al-Qur’an yang selalu mengarahkan kita agar menjadi bangsa yang mulia, kokoh dan bermartabat yang dilandasi oleh kemuliaan akhlaq yang dimiliki oleh masyarakat di dalam bangsa tersebut, tidak saling mencela dan merendahkan satu sama lain, karena hal demikian akan terjerumus pada kehancuran dan perpecahan. Kalau kesalahan yang telah lalu kita lakukan karena memperturutkan hawa nafsu dan tipu daya syaithan yang terkutuk, marilah kita sama-sama bertobat serta mohon ampun kepada Allah SWT. Hadits Nabi menegaskan, “Semua anak-anak Adam bersalah, namun sebaik-baik yang bersalah adalah mereka yang bertobat kepada Allah”.