Tanda-Tanda Islam yang Benar
GEMA JUMAT, 05 MEI 2017
Khatib: Oleh: Tgk. H. Syukri M. Daud Pango, Pimpinan Dayah Raudhatul Hikmah Al-Waliyyah Pango Raya
Maka Apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia menda- pat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (Az-Zumar: 22).
Para ulama mengatakan, bahwa nur yang dimaksud adalah ma’rifat. Ma’rifat adalah sifat orang- orang yang mengenal Allah dengan nama-nama dan sifat-sifatNya, lalu membenarkan Allah dengan melaksanakan ajaranNya dalam segala perbuatan. Membersihkan diri dari akhlak yang rendah dan dosa-dosa, sehingga ia memperoleh sambutan indah dari Allah. Allah membimbing dalam semua
keadaannya, maka terputuslah gelora nafsu dari di- rinya dan hatinya tidak pernah terdorong lagi untuk melakukan selain itu. Terus menerus bermunajat di hadapan Allah dengan cara sirri (rahasia dan tersem- bunyi). Semua ucapannya benar. Ia berkata dengan bimbingan Allah. diberi tau kepadanya rahasia-rahasia Allah tentang kekuasaan- Nya yang berlaku. Itulah arif dan prilakunya disebut ma’rifah.
Nabi bersabda: Sesungguhnya kekuatan rumah tergantung pada pondasinya. Sedangkan penopang agama tergantung ma’rifatnya kepada Allah, keyakian dan akal yang menundukkan nafsu. (Risalah Qusyairi). Ini pula yang dimaksud oleh Nabi: Apabila nur masuk ke hati maka lapang dan terbu- kalah hati itu.
Maka keberadaan nur ma’rifah itu ada di hati, deketahui dengan tiga tanda:
Pertama: Seseorang akan bersifat zuhud. Zuhud adalah kosong hati dari condong kepada sesuatu yang fana. Juga kosong hati dari percaya dan bergantung kepada selain Allah. (Tambihul Masyi, AsSingkili). Dengan zuhud inilah, ibadah seseorang akan bernilai tinggi walau ibadahnya hanya sedikit. Nabi bersabda: Dua rakaat dari orang zuhud yang ‘alim jauh lebih afdhal dari ibadahnya ‘abid (ahli ibadah) sepanjang masa. Sufi besar Ibn Athaillah berkata dalam Hikamnya: Tidak dianggap sedikit ibadah yang dikerjakan oleh orang yang berhati zuhud, dan tidak dianggap banyak amalan yang datang dari orang yang gemar pada dunia.
Kedua: Seseorang yang dibuka dadanya untuk Islam dengan nur ma’rifah, akan selalu kembali kepada negeri yang kekal abadi. Maka dalam segala kegiatannya, ia hanya mencari ridha Allah. Dia tidak menyembah selain kepada Allah. Tidak merendahkan diri selain kepada zat yang mencipta alam semesta. Tidak merendahkan dan menghinakan dirinya kepada makhluk yang tidak berdaya, sehebat apa- pun makhluk itu. Ia tidak mengharap selain kepada Allah.
Tidak menggantungkan rizkinya selain kepada Allah. Tidak takut selain kepada Allah. Ketiga: Orang yang sudah diberikan nur oleh Allah selalu mempersiapkan diri menghadapi hari kematiannya. Kematian adalah melanjutkan kehidupan yang baru. Karena itu, melakukan persiapan menghadapinya, sengatlah penting sekali, dan itu tidak mungkin dilakukan melainkan oleh orang-orang yang sudah benar ma’rifahnya.