Zulhijjah dan Kenangan Nabi Ismail As
DR.TGK. H.A. Mufakhir Muhammad,MA
Gema JUMAT, 23 SEPTEMBER 2016
Oleh DR.TGK. H.A. Mufakhir Muhammad,MA (Ketua Perguruan Alwasliyah Banda Aceh dan Tenaga Pengajar Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan UIN Ar Raniry)
Secara bahasa Zulhijjah terdiri dari dua kata yaitu, zul yang artinya pemilik dan Al Hijjah yang artinya haji. Dinamakan bulan Dzulhijjah, karena orang Arab, sejak zaman jahiliyah, melakukan ibadah haji di bulan ini. Orang Arab melakukan ibadah haji sebagai bentuk pelestarian terhadap ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihissallam (Tahdzibul Asma’, 4/156)
Zulhijjah merupakan bulan keduabelas dan terakhir dalam penanggalan hijriyah. Umat Islam berbeda pendapat dalam menentukan awal Zulhijah. Ada yang menggunakan hisab, rukyah, maupun mengikuti penetapan awal Zulhijah di Jazirah Arab.
Setiap bulan Zulhijjah dalam hitungan tahun Masehi setiap umat muslim di seluruh dunia merayakan Hari Raya Idul Adha. Banyak juga yang menyebutnya dengan Hari Raya Haji karena pada tanggal tersebut Umat Islam sedang melaksankan ibadah haji utama dengan wuquf di Padang Arafah. Selain itu, pada bulan ini juga dilaksankan ibadah Qurban karena pada saat itu Umat Islam menyembelih qurban dan kemudian dibagi-bagikan kepada yang berhak menerimanya.
Awal mula dari Qurban ini adalah ketika Nabi Ibrahim as mengalami mimpi yang terjadi secara berturut-turut. Dalam mimpi tersebut, Nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah SWT untuk menyembelih putera kesayangannya, Ismail. Ismail merupakan putera semata wayang dari Nabi Ibrahim yang sangat disayangi serta ditunggu selama bertahun-tahun untuk mendapatkannya. Hati Ibrahim sangat gundah gulana memikirkan mimpi yang telah dialaminya tersebut. Ismail adalah sosok anak yang penurut, patuh kepada orangtua dan perintah Allah. Selain itu, Ismail juga merupakan anak yang ceria dan memiliki pemikiran yang cerdas.
Firman Allah:
Dan beritakan (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail yang tersebut di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya Ia adalah seorang yang benar janjinya, Rasul dan Nabi, Dan ia menyuruh Keluarganya untuk shalat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai disisi Rabbnya.
(Q.S. Maryam ayat 54-55)
Ayat ini merupakan pujian Allah kepada Nabi Ismail as. Ia seorang yang sabar dan jujur dalam menepati janji.
Nabi Ismail adalah orang yang sangat berjasa dalam membangun Ka’bah Baitullah bersama ayahnya yaitu Nabi Ibrahim as. Ismail as yang mengankat batu-batu dan Nabi Ibrahim yang menatanya untuk menjadi Ka’bah Baitullah dengan Hidayah dari Allah Swt. Dan setelah selesai membangun Ka;bah mereka berdua (Nabi Ibrahin dan Nabi Ismail) berdo’a:” Dan ingatlah ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail as seraya berdo’a: Ya Tuhan Kami, terimalah dari pada Kami amalan Kami, Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.
Ya Tuhan kami, Jadikanlah Kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau, dan jadikanlah diantara anak cucu Kami, Umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada Kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah Haji Kami. Dan terimalah taubat Kami. Sesunggunya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”
Bulan Zulhijjah adalah bulan mengenang sejarah Nabi Ibrahim as dan putranya yaitu Nabi Ismail as. Nabi Ismail as adalah Hamba pilihan Allah yang sangat sabar, jujur dan menepati janji. Allah telah mengujinya untuk menerima suatu ujian yang sangat berat. Tentang hal ini diceritakanlah oleh Allah pada Surat Asshaffat ayat 100-111.
Ya Tuhanku anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang Shaleh.
Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar.
Maka takkala itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “ Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allah kamu akann mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
Takkal keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya).
Dan Kami panggillah dia “ hai Ibrahim.
Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesunggunya demikianlah Kami member balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu ( pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang dating kemudian. Yaitu kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim. Demikian Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
Demikianlah kemuliaan dan keberanian Nabi Ismail as dalam menjalankan perintah Allah SWT. Shadiqal wa’di “ Jujur dalam janjinya, sabar dalam menerima semua perintah Allah SWT.