Muhammad Ali
Muhammad Ali
Gema JUMAT, 10 JUNI 2016
Oleh Murizal Hamzah
Nama Cassius Marcellus Clay tidak dikenal di kalangan umat Islam. Sebaliknya begitu disebut nama Muhammad Ali, kita paham itu adalah nama petinju dunia yang sangat populer. Pada mulanya, petinju kelas berat ini beragama Kristen. Sejak kecil, ibunya seorang Baptis rajin membawanya ke gereja setiap Ahad. Perubahan terbesar terjadi pada 1964 dalam usia sekitar 22 tahun, Clay mengumumkan menjadi muslim sekaligus ganti nama menjadi Muhammad Ali.
Clay kecil lahir dengan nama Cassius Marcellus Clay di Louisville, Kentucky, pada 17 Januari 1942. Setelah sering bolak-balik ke rumah sakit, Muhammad Ali meninggal dunia dalam usia 73 tahun karena penumonia pada Jumat, 4 Juni lalu dan dikebumikan pada Jumat, 10 Juni ini. Prosesi pemakaman Ali dilangsungkan dalam upacara besar yang dihadiri oleh berbagai tokoh dunia. Petinju terhebat sepanjang masa ini dimakamkan di Cave Hill kota kelahirannya Louisville, Kentucky.
Sejatinya, Muhammad Ali adalah sosok petinju dunia yang banyak berbicara dengan pukulan-pukulan yang mematikan langkah lawannya. Tangannya menari seperti kupu-kupu, menyengat seperti lebah serta memukul apa yang tidak terlihat oleh mata. Tidak bisa setelah mendapat hidayah memeluk Islam, Muhammad Ali menjadi inspirasi bagi umat lain. keberaniannya melawan ketidakadilan tidak diragukan lagi.
Misalnya, Ali menolak wajib militer berperang ke Vietnam sehingga dilarang bertanding. Ali konsisten menyuarakan antikekerasan sekalipun dilakukan yang mengatasnamakan Islam.
Kekerasan harus ditolak, tapi kebijakan yang mengandung kekerasan juga ditolak. Menjelang masa gantung sarung tinju, aktivitas Ali di kanal Islam lebih bersemangat seperti termasuk melakukan seruan dakwah salam, seruan untuk masuk secara totalitas di jalan agama damai dan selamat dunia dan akhirat, Islam.
Salah satu pelajaran yang bisa kita petik dari Ali yakni keberanian melawan kezaliman. Ketika Hollywood hendak menulis nama Muhammad Ali di Walk of Fame jalan tersohor di Hollywood, Ali menolaknya namanya ditaruh di lantai. Lebih bagus penghargaan itu ditolak daripada nama Muhammad itu diinjak oleh pejalan kaki. Wal hasil, nama Muhammad Ali menjadi satu-satunya yang ditempel di dinding Gedung Kodak Theatre sejak 11 Januari 2002.
Muhammad Ali menolaknya namnya ditaruh di lantai bukan karena namanya tetapi rasa hormatnya kepada Islam. Namanya mewakili nama Nabi Muhammad SAW dan sangatlah tidak sopan jika masyarakat menginjaki namanya yang agung.
Sebelum memeluk Islam pada 1964, selama tiga tahun, Ali belajar Islam di Nation of Islam (NOI). Ali mengumumkan masuk Islam setelah mengalahkan Sonny Liston dan menjadi juara dunia kelas berat pada 25 Februari 1964. Ali bergabung dengan NOI yang didirikan oleh Malcom X (1925-1965). Nama Muhammad Ali diberikan oleh pemimpin NOI Elijah Muhammad (1897-1975) pada 6 Maret 1964 yang mengganti nama Clay menjadi Muhammad Ali. Tak pelak, Ali marah jika dipanggil dengan nama Clay.
Pertemuan dengan pengikut Elijah menyebabkan Clay memilih Islam. Sejak itu, Clay yang beragama Kristen sering mengikuti dakwah Elijah yang mengajarinya cara berbusana hingga tidak seperti pelacur atau germo, cara makan yang baik, menjauhi alkohol dan obat bius. Lalu pada awal 1962, pihak Elijah menyediakan koki muslim untuk memastikan makanan Ali sudah halal.
Wartawan yang bertanya mengapa Ali bisa menang lawan Sony Liston padahal satu matanya sakit? Jawabannya sangat sederhana dan singkat yakni karena dia selalu shalat. Demikian juga ketika ditanya apa prestasi Ali terbesar? “Memeluk Islam adalah prestasi terbesar bagi saya,” tegas Ali.