MENGOLOK-OLOK AYAT ALLAH
Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail, MA, Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman
Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail, MA (Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman)
Dan apabila kamu melihat orang yang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggallah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini) maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zhalim itu sesudah teringat (akan larangan itu). (QS. al-anam ayat 68)
Ayat ini berkaitan dengan prilaku orang-orang kafir yang biasanya mengolok-olok ayat-ayat al-Qur’an saat mereka berkumpul. Olok-olok tersebut berupa pengingkaran terhadap ayat-ayat Allah dan menjadikannya sebagai bahan lelucon dan tertawaan. Itulah sebagian dari prilaku orang-orang kafir terdahulu dan kaum muslimin pada saat tersebut masih minoritas. Mengolokolok ayat Allah SWT adalah perbuatan yang mendatangkan azab dan kesengsaraan.
Kaum terdahulu yang terbukti mengolok-olok ayat Allah dan rasul-Nya harus menghadapi hukuman yang amat pedih. Bagi mereka diturunkan azab yang dibawa oleh “tentara-tentara” Allah SWT berupa kekuatan alam, seperti angin, api, air dan tanah. Negeri-negeri metropolitan pada masing-masing zaman nabi dan rasul terdahulu menjadi bukti sejarah yang sampai sekarang masih dapat dilhat dengan jelas. Semua hal tersebut akibat ‘kebiasaan buruk’ dalam memahami kebenaran, yaitu melakukan olok-olok, baik terhadap ayat Allah SWT maupun terhadap utusan-Nya.
Allah SWT mengajarkan kita bagaimana adab kita terhadap kebenaran yang kita pegang teguh, saat orangorang memperolok-olok agama dan kebenaran, yaitu dengan menjauh dari mereka. Jangan ikut nimbrung dengan topik olok-olok yang mereka lakukan. Olok-olok tersebut boleh jadi berupa meremehkan perkara akidah, syariah, muamalah dan ibadah dalam beragama. Di samping itu pekerjaan ‘mengolok-olok’ ayat Allah SWT pada zaman sekarang adalah dengan; melakukan ‘penistaan’ terhadap agama; melegalkan kemungkaran dengan memutarbalikkan ayat-ayat al-Qur’an; memutarbalikkan fakta sejarah kebenaran. Itulah ‘olok-olok’ pada zaman sekarang.
Berapa banyak kita melihat ‘olok-olok’ yang disajikan dengan terang-terangan dalam media audio, media visual, media sosial dan bahkan dalam merumuskan perundang-undangan?. Marilah kita berfikir tentang azab yang disebabkan ‘olok-olok’ itu, apakah telah diturunkan atau belum?. Jika kita berfikir panjang, maka azab ‘olok-olok’ itu sedang terjadi sekarang dan kita berada di zaman azab ‘olok-olok’ tersebut. Dimanakah keamanan? Dimanakah keadilan? Dimanakah keberkahan? Dimanakah ketenangan? Itulah sebagian dari azab dari ‘olok-olok’ yang kita lakukan. Kita tidak menyadari dan terus berjalan seiring ‘olok-olok’ itu berkembang dan merasuki pikiran generasi penerus kita.
Lalu bagaimanakah menciptakan generasi yang tidak ‘olok-olok’ terhadap agama itu? Berilah bekal keagamaan yang benar, berpeganglah kepada prinsip agama dan pengetahuan yang benar dalam Islam, niscaya akan tercipta generasi yang akan ‘tidak olok-olok’ terhadap Allah SWT, ayat-Nya, Rasul-Nya dan ajaran-Nya. Wallahu musta’an.