PENCIPTAAN MANUSIA DAN KESOMBONGAN IBLIS
Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail, MA, Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman
JUM’AT, 09 DESEMBER 2016
Prof.Dr.Tgk.H.Azman Ismail, MA (Imam Masjid Raya Baiturrahman)
Surat al-A’raf ayat 9-10
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: “Bersujudlah kamu kepada Adam”; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis: “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”.
Ayat ini berkaitan dengan penciptaan manusia pertama (Adam) serta proses pembentukan jasad manusia, dan secara singkat telah sempurna ciptaan tersebut. Pada ‘tahapan proses akhir’, Allah menyuruh semua malaikat untuk sujud kepada Nabi Adam. Maka sujudlah semua malaikat, kecuali Iblis.. firman Allah SWT tentang pembangkangan Iblis berulang kali dijelaskan dalam al-Qur’an. Keingkaran seperti ini, amat besar kedurhakannya di sisi Allah dan Allah tidak akan mentolerir sifat yang menunjukkan kesombongan dan keangkuhan. Inilah yang menjadi sebab dikeluarkannya iblis dari syurga dan sebab permusuhan pertama dan abadi antara anak manusia dengan iblis dari golongan jin.
Dengan ayat ini, Allah mengingatkan kita terhadap dua hal: Pertama: tentang bagaimana kita diciptakan dengan bentuk yang sebaik-baiknya agar kita bersyukur terhadap istimewanya penciptaan kita. Kedua: diingatkan kita tentang bahayanya sifat sifat kesombongan melalui cerita iblis dan kaitannya dengan penciptaan Adam.
Dalam sejarah perjalanan umat manusia, sifat kesombongan menyebabkan kehancuran bagi yang menunjukkannya. Tidak terhitung individu, kelompok, kaum bahwa bangsa yang hancur hanya karena disebabkan oleh kesombongan. Sifat sombong yang diperagakan oleh manusia juga berasal dari berbagai golongan dan strata sosial. Kesombongan penguasa seperti Firaun, menyebabkan melemahnya Dinasti Ramses, dan terlepasnya Bani Israel dari penjajahan dinasti Fir’aun, serta banyak lagi kaum-kaum dari nabi yang diutus dihancurkan karena kesombongan mereka terhadap risalah kenabian dan kebenaran.
Lalu, kembali kepada diri kita, apa yang harus kita sombongkan dari sosok yang bernama manusia? Hidup hanya dalam hitungan puluhan tahun, semua kebutuhan kita dari orang lain, hanya mampu ketika bernafas, menikmati beberapa nikmat duniawi, kemudian mati.
Betapa Maha Kasih Sayangnya Allah yang selalu memberikan kita peringatan dan teguran agar kita selalu berada di jalan yang benar. Yang tersisa hanyalah kesempatan untuk memperbaiki diri, menghilangkan penyakit hati dari kita agar selamat di dunia dan akhirat. Wallahu musta’an.